“Membaca dan Menulis bukan seruan saya, tetapi seruan Tuhan, maka ayo kita membaca dan menulis.”
Buku Sejarah Kabupaten Majalengka ini terdiri dari 4 (empat) bab yaitu Bab Masa Prasejarah, Bab Masa Kerajaan-Kerajaan, Bab Berdirinya Kabupaten Majalengka, dan Bab Perkembangan Kabupaten Majalengka Masa Sesudah Proklamasi Kemerdekaan.
Bab I, Masa Prasejarah berisi uraian tentang Tinggalan Arkeologi, yang meliputi Situs Baribis, Situs Sanghyang Lingga ,Situs Gunung Ageung ,Situs Batu Lawang, Situs Situ Sanghyang, Situs Makam Ciburuy, Situs Pajajar, Rajagaluh. Juga diuraikan tentang Patilasan dan Makam-Makam Lainnya, Selanjutnya diuraikan pula temuan lepas . berupa mata uang, Arca dan peralatan upacara sserta jenis-jenis keramik.
Pada Bab II Masa Kerajaan-Kerajaan diuraikan mulai dari Kerajaan Sindangkasih, Kerajaan Talaga ( terkait asal- usul Kerajaan, Prabu Talagamanggung sebagai raja terkemuka dari Talaga, Hubungan Kerajaan Talaga dengan Pusat-pusat kekuasaan lain seperti, Rajagaluh, Cirebon, Galuh dan Sumedang) Pada bagian akhir bab ini diuraikan tentang Kerajaan Rajagaluh.
Selanjutnya pada Bab III Berdirinya Kabupaten Majalengka, diuraikan ketika cikal bakal Kabupaten Majalengka berada di bawah pengaruh Mataram, di bawah pengaruh VOC , Masa di bawah Pengaruh Inggris dan Hindia Belanda. Bagian terpenting adalah uraian tentang berdirinya Kabupaten Majalengka. Sejak 1982, Hari Jadi Majalengka ditetapkan 7 juni 1490, namun karena kurang dapat dipertanggungjawabkan secara historis, maka dilakukan kaji ulang. Berdasarkan bukti kuat berupa sumber primer, yaitu besluit 11 Februari 1840 yang dikukuhkan dalam Staastblad, 11 Februari 1840, Hari Jadi Kabupaten Majalengka diubah menjadi 11 Februari 1840. Dalam bah ini juga diuraikan tentang Benang Merah antara Kerajaan Talaga, Prabu Talagamanggung, dan Kabupaten Majalengka sehingga “Talagamanggung” dapat dijadikan ikon di Kabupaten Majalengka sekarang.
Uraian selanjutnya dalam bab ini adalah tentang Perlawanan Bagus Rangin, Pergerakan Nasional Perkembangan Pemerintahan hingga di bawah pendudukan Jepang. , Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat, keagamaan, pendidikan dan diakhiri dengan Daftar Bupati Majalengka (1840 sd 1945)
Kemudian, pada bab terakhir berisi uraian tentang Perkembangan Kabupaten Majalengka Masa Sesudah Proklamasi Kemerdekaan. Uraian dimulai dengan masalah merebut dan mempertahankan kemerdekaan, penataan pemerintahan daerah, kehidupan sosial ekonomi, pendidikan, kehidupan sosial budaya mulai dari kesenian, kerajinan, upacara adat, pariwisata, tinggalan arsitektur kolonial, batik dan kuliner khas Majalengka, dan ditutup dengan Daftar Bupati Majalebgka (1945 sd 2025)
Kertas: HVS 70 gram
Ukuran: 14,5 x 21 cm
Halaman: xiv + 232 Hal
Soft Cover
Ketua Tim Penulis:
Anggota Tim Penulis:
Editor :